Engkau Adalah Pakaian Baginya


Bismillahirrahmaanirrahim
Ketika dua hati terhubung dengan cinta, komitmen dan cita-cita.
Kenikmatan besar tercurah sebagai anugerah yang Maha Kuasa.
Kenikmatan memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain.
Menyatu dalam diri, menjadi cermin suami istri.
Hunna libasul lakum wa antum libasul lahunna (dia adalah pakaian bagimu, dan engkau adalah pakaian baginya.
Adalah wasiat Rabbani yang dia atasnya keutuhan cinta dan cita-cita diwujudkan. Pakaian yang pas dan bagus tentunya akan sedap dipandang pandang, terasa nyaman dan menyejukkan.
Tetapi, karena ia terus digunakan, pakaian bisa menjadi lusuh juga. Bagaimana seorang suami istri harus pandai merawat dan menjaganya.
Amal/perbuatan merawat /memelihara, akan efektif dan berhasil, manakala dilandasi cinta dan kasih sayang.
Cinta itu indah, sayang itu bahagia, jika benar kita mencintai pasangan kita, tak perlu ada kekesalan dan kebencian,
jika benar kita menyayangi pasangan kita, tak perlu ada kecewa dan penyesalan.
Cinta dan sayang bukan sekadar ucapan dan ungkapan, tetapi adalah sikap berkesan dalam kesabaran.
Kesabaran dalam menghadapi ujian, ketelatenan dalam menyelesaikan banyak urusan.
Kemaafan dalam kekurangan.
Senyuman dalam kegetiran.
Indah, tak pernah cukup digambarkan dengan kata-kata.
Apalagi hanya sekadar simbol sekuntum bunga.
Menjadilah engkau pakaian yang indah baginya
Menjaga aurat, melindungi dari panas dan dingin, memperindah penampilan, menutup cacat dan luka, menjadi simbol peradaban.
Jiwamu, ragamu, selalu membutuhkan pakaian
Wa siyaabaka fathahhir
Dan pakaianmu, maka bersihkanlah
Ilustrasi (123rf.com / Jasmin Merdan)



Pakaian merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Ia memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis. Pakaian menjadi pelindung dari hawa panas dan dingin, sehingga memungkinkan badan tetap sehat. Pakaian juga berfungsi untuk menutup aurat bagi pemakainya. Pakaian juga berfungsi untuk keindahan, menjadikan pemakainya makin kelihatan cantik/ganteng, makin kelihatan anggun. Orang mengenakan pakaian, logikanya, ia akan makin percaya diri, jika pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang bersih, pakaian yang bahannya nyaman, pakaian yang ukuran cocok, dan pakaian dengan warna yang serasi, dan pakaian dengan model yang cocok dengan postur tubuhnya.

Ternyata, pakaian dipilih oleh Allah swt untuk menjadi perumpamaan dalam kehidupan keluarga, kehidupan dan interaksi antar suami istri. Hunna libasullakum wa antum libasullahunna (QS Annisa…..). Menarik untuk kita cermati, bagaimana perumpamaan ini telah dibuat oleh Allah swt. Dalam kehidupan keluarga, tidak dapat dipungkiri, kita akan berhadapan dengan berbagai problema, yang berkaitan erat dengan kelemahan/kekurangan dari masing-masing kita sebagai pasangan. Ini adalah bagian dari sunnatullah, setiap kita punya kelemahan, di samping bahwa setiap kita punya kelebihan/keutamaan/keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kalau Imam Ghazali mengatakan bahwa hidup ini adalah antara sabar dan syukur, iman itu separuhnya adalah syukur, dan separuhnya lagi adalah sabar, maka demikian juga dengan kehidupan suami istri dalam keluarga. Kadang, pada saat tertentu, seorang suami yang harus bersabar, dengan kelakuan istri yang kurang berkenan di hatinya, dan pada saat itu istri bersyukur karena memiliki suami yang sabar. Di lain kesempatan, giliran istri yang harus bersabar, melihat kekurangan/kelemahan suami, sementara suami perlu bersyukur karena istrinya bisa bersabar.

Saya teringat dengan satu kisah (entah fiksi atau nyata), yang pernah saya dengar dari seorang ustadz yang juga psikolog. Ada sepasang suami istri, sang suami wajahnya biasa-biasa saja, sementara istrinya sangat cantik (secara umum penilaian orang demikian). Suatu kali, suami pulang ke rumah dengan membawa uang yang cukup banyak, dan langsung diberikan kepada istrinya. Kemudian suami berangkat kembali. Ketika pulang kembali ke rumah, suami menyatakan, uang yang kemarin telah dimanfaatkan untuk apa? Tapi ternyata istri sama sekali tidak ingat bahwa suami telah memberikan uang, ia benar-benar lupa, di mana ia menyimpannya, sementara beberapa hari kemarin, ia telah beres-beres rumah, dan ia baru teringat bahwa bungkusan uangnya telah ikut terbuang ke tempat sampah saat beres-beres rumah. Jadi, ternyata, istrinya yang wajahnya sangat cantik, memiliki kekurangan, orangnya pelupa. Untungnya suaminya mampu bersabar, menghadapinya kejadian tersebut. Kisah ini menjadi salah satu contoh bahwa kehidupan suami istri, memang antara ‘sabar dan syukur’. Kemarin2 istri yang harus banyak bersabar, punya suami yang wajahnya biasa-biasa saja, dan suami yang banyak bersyukur, karena memiliki istri yang sangat cantik. Dengan kejadian tersebut, suami yang harus bersabar, karena istrinya pelupa, dan istri yang bersyukur karena, suaminya tidak marah dengan kejadian tersebut.



0 komentar: